Nasehat
Untuk Ikhwan Dan Akhwat
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz
Bagian terakhir dari Tiga
Tulisan [3/3]
Nasihat agar berlomba dalam
halaqah ilmu, menaruh perhatian besar terhadapnya, dan tamak untuk berkumpul
dalam rangka tilawatul qur'an dan saling mengajarkannya
Salah satu upaya untuk menjaga
shalat fajar tepat pada waktunya dan melaksanakannya secara berjamaah, maka
hendaklah seseorang bersegera untuk tidur dan tidak begadang terlalu malam.
Adalah Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam membenci tidur sebelum Isyak dan ngobrol sesudahnya.
Disyariatkan bagi mukminin dan
mukminat mencurahkan segala kemampuannya untuk menjaga shalat agar tepat pada
waktunya tidak begadang setelah Isyak, karena hal itu terkadang menjadikan
seseorang ketiduran --ketinggalan Shalat Fajar--. Seyogyanyalah pada saat-saat
yang perlu dicermati ini kita saling tolong menolong agar bisa melaksanakannya.
Sebagaimana layaknya tolong menolong antar anggota keluarga dalam menunaikan
urusan shalat Fajar ini.
Allah berfirman :
"Artinya : Dan
tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran". (Al-Maidah : 2)
"Artinya :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran". (Al-Ashr : 1-3).
Wajib bagi kaum muslimin
saling memberi nasehat dan berwasiat tentang kebenaran, tolong menolong dalam
kebaikan, dan amar ma'ruf nahi mungkar sebelum terjadinya hukuman dari Allah.
Telah ada hadist shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkenan dengan
perkara tersebut :
"Artinya :
Sesungguhnya manusia, apabila melihat kemungkaran dan tidak berupaya untuk
merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menyegerakan hukuman bagi mereke secara
umum".
"Artinya :
Ad-dien itu adalah nasihat, ad-dien itu adalah nasihat, ad-dien itu adalah
nasihat'. (Nasihat artinya sucinya hati atau ikhlas). Maka bertanyalah sahabat,
'Untuk siapa Ya Rasulullah ?'. Nabi menjawab : 'Untuk Allah, Kitab-Nya,
Rasul-Nya dan Imam-imam kaum muslimin, serta kaum muslimin semuanya".
Berkata Jarir bin Abdullah
Al-Bajaliy Radhiyallahu anhu.
"Artinya :
Aku membai'at Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menegakan shalat,
menunaikan zakat dan nasehat untuk setiap muslim".
Disyari'atkan bagi setiap
muslim manakala mendengar ajaran yang berfaedah agar menyampaikannya kepada
yang lain, demikian pula muslimat agar supaya menyampaikan kepada yang lain,
manakala mendengar ilmu yang bermanfaat. Hal ini berdasarkan sabda Nabi, "Sampaikan
ajaran dariku sekalipun hanya satu ayat".
Adalah Nabi manakala
berkhotbah di hadapan manusia beliau bersabda : "Hendaklah
orang yang menyaksikan (hadir) menyampaikan kepada yang tidak hadir, adakalanya
seorang penyampai ajaran (mubaligh) tidak lebih menguasai dari yang sekedar
mendengar".
Sabdanya lagi :
"Artinya :
Barangsiapa meniti jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan permudah
baginya jalan menuju jannah".
Termasuk dalam hadits ini
adalah, bagi siapa saja yang datang ke masjid, atau tempat yang terdapat disana
halaqah ilmu dan pengajaran ilmu yang bermanfaat. Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya :
Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kabaikan, maka Allah fahamkan dia
terhadap agama.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda :
"Artinya :
Allah pasti melihat dengan kasih sayang-Nya terhadap seseorang yang mendengar
perkataanku (Nabi), lalu meresponnya dengan baik kemudian melaksanakannya
sebagaimana yang di dengar, adakalanya pembicara (mubaligh) itu lebih pandai
daripada pendengar adakalanya mubaligh itu menyampaikan kepada yang lebih
pandai darinya".
"Artinya :
Tidalah suatu kaum itu berkumpul di rumah-rumah Allah, kemudian mereka membaca
kitabullah dan saling mengajarkan di antara mereka kecuali rasa tenang akan
turun kepada mereka, mereka akan Allah dengan rahmat dan akan dikelilingi
Malaikat serta mereka diingat Allah tentang apa-apa yang ada di sisi-Nya".
Ini menunjukkan
disyariatkannya berlomba dalam halaqah ilmu, menaruh perhatian besar
terhadapnya, dan tamak untuk berkumpul dalam rangka tilawatul qur'an dan
saling mengajarkannya.
Diantaranya ialah mendengarkan
acara-acara keagamaan, penyampaian hadits-hadits yang bermanfaat, penyiaran
tilawah qur'an yang dipandu oleh mereka yang dipandang mampu dalam bidang ilmu
agama dan bashirah (hujjah) serta kebaikan aqidah.
Sebagaimana sudah dimaklumi,
bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan jin dan manusia untuk beribadah
kepada-Nya. Ibadah, sudah semestinya dilakukan berdasarkan ilmu. Manusia tidak
akan mengerti hakekat ibadah yang telah dibebankan kepadanya kecuali dengan
belajar dan mendalami agama. Allah berfirman :
"Artinya : Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku". (Adz-Dzariyat : 56).
Ibadah yang bagaimanakah yang
diwajibkan kepada kita untuk mempelajari dan mempelajarinya ? Yaitu segala
sesuatu yang disyari'atkan Allah dan dicintainya untuk dilakukan hamba-Nya,
seperti shalat, zakat, shiyam dan selainnya. Kemudian Allah berfirman :
"Artinya : Dan
orang-orang yang membayar zakat".
Zakat adalah haqqul mal, Allah
mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengeluarkan zakat dari sebagian hartanya
kepada yang berhak menerima. Allah mewajibkan bagi pembayar zakat agar ikhlas
karena Allah berharap pahala-Nya serta takut terhadap hukumannya. Allah
berfirman :
"Artinya :
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin". (At-taubah : 60).
Kemudian Allah melanjutkan
firman-Nya :
"Artinya :
Mereka mentaati Allah dan Rasul-Nya".
Setelah Allah menyebutkan
shalat, zakat, loyalitas diantara kaum mukmin, amar ma'ruf nahi mungkar, Allah
berfirman :
"Artinya :
Mereka mentaati Allah dan Rasul-Nya".
Yaitu, (taat) dalam segala
sesuatu, seperti taat dalam masalah amar ma'ruf nahi mungkar, shalat dan zakat.
Pendek kata, mentaati Allah dalam segala hal.
Demikian sifat mukminin dan
mukminat, yaitu mereka selalu mentaati Allah dan Rasul-Nya dalam setiap
perintah dan larangan-Nya dimanapun mereka berada. Agama seseorang tidak akan
sempurna kecuali dengan ketaatan yang utuh kepada-Nya.
Allah berfirman :
"Artinya :
Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat karunia Allah".
Kemudian Allah menjelaskan
bahwasanya orang-orang yang istiqamah dalam agamanya, menunaikan
kewajiban terhadap Allah, mentaati-Nya dan mentaati Rasulullah Shallalalhu
'alaihi wa sallam, mereka itulah yang berhak mendapat karunia di dunia dan di
akhirat karena ketaatannya kepada Allah, keimanan dengan-Nya serta pelaksanaan
kewajiban terhadap-Nya.
Hal itu juga menunjukkan bahwa
sesungguhnya bagi orang yang berpaling, lalai dan orang-orang yang mengabaikan
kewajiban, maka bagi mereka sama halnya dengan menyodorkan dirinya untuk di
adzab Allah dan dimurkai-Nya.
Rahmat Allah bisa diperoleh
dengan amal shalih dan kesungguhan dalam mentaati Allah dan menegakkan
perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berpaling serta mengikuti hawa nafsu atau
setan, maka baginya naar pada hari kiamat.
Allah berfirman :
"Artinya :
Adapun orang-orang yang melampui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
maka sesungguhnya narlah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut
kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka
sesungguhnya janahlah tempata tinggal(nya)". (An-Naziat : 38-41).
Kita memohon kepada Allah
dengan Asma'ul Husna-Nya dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, semoga Allah
menunjukkan kita dan segenap kaum muslimin kepada ilmu yang bermanfaat dan amal
yang shalih, semoga Allah memperbaiki hati kita dan amal kita sekalian, semoga
Allah memberi rezeki berupa kemampuan melaksanakan Tawashau bil haq dan
tawashau bish shabr, tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan,
mengutamakan akhirat atas dunia, mempunyai keinginan untuk tetap memiliki
keselamatan hati dan amal, ambisi untuk bermanfaat bagi kaum muslimin di
manapun mereka berada.
Kita memohon kepada Allah
semoga Dia memenangkan agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya, membimbing para
pemimpin kaum muslimin keseluruhan, memperbaiki hati dan amal mereka, memberi
mereka pemahaman agama dan kelapangan hati untuk berhukum dan memutuskan
perkara dengan syari'at-Nya, tetap istiqamah di jalan-Nya. Mudah-mudahan
Allah senantiasa melindungi kita dan seluruh kaum muslimin di segala penjuru
dari berbagai macam fitnah dan ujian, menghinakan musuh-musuh Islam di manapun
mereka berada, membatasi ruang lingkup kekuasaan mereka, serta menolong
ikhwan-ikhwan kita para mujahidin fie sabilillah di setiap tempat.
Sesungguhnya Allah pemimpin kaum muslimin dan Maha Kuasa atasnya.
Wa shalallahu wasallam 'ala nabiyina Muhammadin wa alihi shahbihi
ajma'iin.
Disalin dari buku Akhlaqul
Mukminin wal Mukminat, dengan edisi Indonesia Akhlak Salaf, Mukminin dan
Mukminat, oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, hal. 50-58, terbitan
Pustaka At-Tibyan, penerjemah Ihsan
0 comments:
Post a Comment