Amal Utama
Drs. Ikhwan Matondang, SH, MA
Dalam ajaran
Islam, beramal sholih merupakan salah satu misi hidup terpenting. Setiap muslim
dituntut untuk mengisi hari-harinya dengan memperbanyak amal sholih, di samping
tentunya dilandasi dengan iman yang kuat. Dengan demikian hidup akan bermakna,
terhindar dari kerugian dan kesia-siaan.
Istilah amal sholih
sesungguhnya mengandung makna yang sangat luas. Setiap ibadah yang
diperintahkan atau dianjurkan serta perbuatan baik yang tidak bertentangan
dengan aturan atau nilai-nilai agama termasuk kategori amal sholih. Meskipun
spektrum amal sholih sedemikian luas sehingga memungkinkan untuk memilih dan
berkreasi, namun ada amal-amal yang mendapatkan prioritas untuk dilaksanakan.
Dalam beberapa hadits terdapat istilah afdlalul a’maal (amal paling utama),
ahabbul a’maal (amal paling dicintai) dan lain-lain yang mengindikasikan adanya
skala prioroitas dalam beramal. Pelaksanaan amal
sholih perlu diselaraskan dengan skala prioritas tersebut agar amal menjadi
lebih efektif dan efisien.
Menurut
keterangan beberapa hadits, ada beberapa karakteristik yang menjadikan amal
bisa dikategorikan sebagai amal utama.
Pertama, amal yang lebih banyak dan lebih luas manfaatnya. Salah satu ukuran
tingkat keutamaan amal di sisi Alloh adalah besar dan luasnya manfaat yang
dihasilkan dari amal tersebut. Berdasarkan pertimbangan ini, maka jihad fii
sabilillah lebih utama dari pada ibadah haji, sebab cakupan manfaat jihad lebih
luas dari pada haji. Menuntut dan menyebarkan ilmu lebih utama dari pada sholat
sunnah dan dzikir sebab manfaat ilmu jauh lebih luas dan banyak.
Rasulullah
SAW bersabda: Orang yang paling dicintai Alloh
adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. Amal yang paling dicintai
Alloh adalah menggembirakan orang muslim, menghapus kegelisahannya, membayar
hutangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sesungguhnya berjalan bersama
muslim lain untuk suatu kebutuhan (dakwah) lebih aku sukai dari pada beri’tikaf di masjid madinah selama satu bulan
( HR Thabrani).
Rasulullah SAW lebih
menyukai amal-amal yang bersifat sosial dari pada amal-amal yang bersifat
ritual belaka karena amal-amal sosial lebih luas cakupan manfaatnya. Manfaat
i’tikaf sambil dzikir di masjid lebih bersifat pribadi, sedangkan dakwah dapat
mendatangkan manfaat bagi orang banyak. Jika harus nmemilih, Rasulullah lebih
menyukai berdakwah dari pada beri’tikaf.
Kedua, amal yang
sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Alloh SWT memberikan nikmat dan potensi yang berbeda-beda kepada manusia
agar saling mengisi dan memberi. Setiap potensi yang dianugerahkan disertai
amanah agar memanfaatkannya sesuai petunjuk agama. Oleh karena itu, amal utama
seseorang adalah amal berdasarkan potensi utama yang dimilikinya karena telah
menjadi kewajibannya memanfaatkan potensi tersebut.
Amal utama orang kaya
adalah memberikan zakat, infaq dan sedekah karena orang kaya diciptakan Alloh
untuk membantu orang miskin. Amal utama ilmuwan adalah membimbing dan
mengajarkan ilmunya kepada orang lain karena Alloh SWT menciptakan orang
berilmu untuk menunjuki orang yang kurang berilmu. Amal utama pemimpin adalah
berlaku adil dan bagaimana mensejahterakan rakyatnya sebab untuk itulah ia
diberikan amanah kepemimpinan.
Ketiga, amal sholih
yang dilakukan secara berkesinambungan. Amal yang dikerjakan secara terus
menerus menghasilkan manfaat yang lebih besar dan berbekas lebih kuat. Di
antara manfaat amal sholih adalah memperkuat iman dan memperbaiki akhlak. Penguatan iman dan perbaikan akhlak baru berhasil jika dilakukan terus
menerus. Oleh sebab itu amal sholih
sebagai sarananya mesti dikerjakan terus menerus. Nabi bersabda “amal yang paling dicintai Alloh adalah amal yang
berkesinambungan, meskipun dilakukan sedikit demi sedikit” (Muttafaq
alaih).
0 comments:
Post a Comment