Berikut ini
adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya:
Ketiga: dalam berjihad melawan musuh-musuh Allah
SWT, firman Allah SWT yang artinya:
Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada
pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mu'min pada beberapa
tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (QS.
3:121)
ketika dua golongan
dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi
kedua golongan itu. Karena itu hendaklah karena Allah saja orang-orang mu'min
bertawakkal. (QS. 3:122)
Segala keperluan dalam berperang, tentu sudah
dipersiapkan ketika akan berperang. Artinya, harus ada usaha dari
kita untuk mendapatkan kemenangan dalam berperang. Walau demikian, kita tetap
diperintahkan untuk bertawakkal kepada Allah SWT, karena menang atau kalah
adalah keputusan Allah SWT. Dan firman-Nya dalam ayat yang lain yang artinya:
Jika Allah
menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah
membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat
menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu Karena itu hendaknya kepada Allah
saja orang-orang mu'min bertawakkal. (QS. 3:160)
Dalam firman-Nya ini, seolah-olah Allah SWT
berfirman: jika kalian dalam keadaan lemah, maka kemenangan ada di tangan Allah
SWT, oleh karena itu, bertawakkallah kepada-Nya.
Demikian pula ketika jumlah tentara Islam banyak,
kita juga wajib bertawakkal kepada Allah SWT, bukan bertawakkal kepada jumlah
tentara yang banyak, karena berpegang kepada jumlah yang banyak tidak akan
bermanfaat. Ingat kejadian dalam perang Hunain yang diabadikan dalam al-Qur'an,
yang artinya:
dan (ingatlah)
peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya
jumlahmu,maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun,
(QS. 9:25)
Keempat: Ketika Bermusyawarah
Firman Allah SWT, yang artinya:
Maka disebabkan
rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. 3:159)
Meminta pendapat orang banyak adalah sebab-sebab untuk
mendapatkan kebenaran dan mengambil keputusan yang tepat. Walau demikian,
kendati peserta musyawarah adalah para pembesar dari kalangan ulama, setiap
mukmin harus tetap bertawakkal kepada Allah SWT. Jangan sampai
kita terperdaya dengan kehadiran para ulama besar dengan meninggalkan tawakkal
kepada Allah SWT. Karena mereka semua, sebagai manusia biasa, bisa juga tersalah
dalam mengambil keputusan atau dalam pelaksanaannya nanti.
Kelima: ketika mencari rizqi
Firman Allah SWT, yang artinya:
Barangsiapa yang
bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.
(QS. 65:2)
Dan memberinya
rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..
(QS. 65:3)
Dan firman-Nya lagi dalam ayat yang lain:
Maka sesuatu
apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang
ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman,
dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal. (QS.
42:36)
Keenam: ketika membuat suatu perjanjian
Allah SWT menceritakan tentang kisah Nabi Ya'qub AS
dalam cerita Yusuf dan saudara-saudaranya dalam firman-Nya, yang artinya:
Ya'qub berkata:
"Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu,
sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu
pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh".
Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya'qub berkata:"Allah adalah
saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)". (QS. 12:66)
Kemudian Nabi Ya'qub melanjutkan ucapannya kepada
anak-anaknya:
Dan Ya'qub berkata:"Hai
anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan
masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain;namun demikian aku tiada
dapat melepaskan kamu barang sedikitpun daripada (takdir) Allah. Keputusan
menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakal dan
hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah diri". (QS.
12:67)
Ketujuh: ketika hijrah di jalan Allah SWT
Ini adalah salah ibadah yag sangat besar pahalanya
karena orang berhijrah meninggalkan tanah air, keluarga dan harta bendanya.
Kemudian ia berada di negeri yang sama sekali asing baginya, yang mana semua
serba berbeda dengan keadaan yang biasanya di kampung halamannya. Namun semua
itu akan menjadi mudah baginya jija ia bertawakkal kepada Allah SWT. Firman
Allah SWT:
Dan orang-orang
yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan
tempat yang bagus kepada mereka di dunia.Dan sesungguhnya pahala di akhirat
adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (QS. 16:41 )
(yaitu)
orang-orang yang sabar dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakkal.
(QS. 16:42)
Tidak ada yang memudahkan mereka melakukan hijrah
tersebut kecuali dengan tawakkal mereka yang sangat kuat kepada Allah SWT.
Kedelapan: dalam mu'amalah
Nabi Musa AS ketika bersepakat dengan orang shaleh
di kota Madyan untuk menikah dengan anak perempuannya dengan mahar memelihara
kambing selama delapan tahun, dan jika bisa sepuluh itu lebih baik. Firman
Allah SWT, yang artinya:
dan jika kamu
cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku
tidak hendak memberati kamu.Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang baik". (QS. 28:27)
Dia (Musa)
berkata:"Inilah (perjanjian) antara aku dan kamu.Mana saja dari kedua waktu
yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas
diriku (lagi).Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan".
(QS. 28:28)
Wallahu A'lam.
Abu Fatimah az-Zahra (Buletin
Jum'at Ar-Risalah)
0 comments:
Post a Comment