Sejarah Haji - (1) Masjidil
Haram
Masjidil Haram (Masjid yang dihormati dan dimuliakan) adalah bangunan berbentuk persegi empat mengelilingi Ka'bah. Masjid ini terletak diatas tanah persegi empat ditengah- tengah
Kondisi Masjidil Haram pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq tidak seluas sekarang. Masjid ini diperluas dan diberi dinding disekelilingnya pada masa peme- rintahan Umar bin Khaththab dan Ustman bin Affan.
Bangunannya
kemudian diperluas dan diperindah lagi pada masa pemerintahan Bani Umayyah.
Usaha untuk memperindah bangunan masjid ini secara besar-besaran dilakukan pada
masa Khalifah Dinasti Utsmani (Ottoman), dilakukan beberapa kali perbaikan dan
penambahan bangunan masjid mulia ini.
Karena
tuntutan zaman dan perkembangan umat Islam, Masjid ini terus menerus diperluas
dan diperindah bangunannya oleh pemerintahan kerajaan Arab Saudi, sebagai
Khadim (pelayan) Baitullah.
Telah menjadi tradisi bahwa khalifah yang berpengaruh atas kota Mekah selalu memperindah dan mem- perindah dan memperluas bangunan masjid yang mulia ini.
Telah menjadi tradisi bahwa khalifah yang berpengaruh atas kota Mekah selalu memperindah dan mem- perindah dan memperluas bangunan masjid yang mulia ini.
Bangunan
Masjidil Haram terdiri atas dinding dan deretan tiang-tiang
berlengkung-lengkung artistik mengelilingi Ka'bah yang ditutup dengan atap,
menara, pilar-pilar kecil tempat lampu- lampu-lampu penerangan, dan kubah-kubah
kecil sejumlah 152 buah. Tiangnya berjumlah 589 buah se- tinggi 20 kaki dengan
diameter 1,5 kaki. Ada yang terbuat dari marmer putih, batu granit biasa, dan
batu granit berwarna yang diambil dari pegunungan disekitar Makah. Setiap tiga tiang diselingi
satu tiang besar setebal empat kaki. Di bagian timur terdapat dua tiang
berwarna abu-abu kemerahan yang juga terbuat dari granit. Bagian loteng diberi
ukiran kaligrafi ayat-ayat al-Quran dan pada bagian tembok terdapat batu marmer
berukir. Pada dinding bagian dalam terdapat inskripsi ber- tuliskan Muhammad,
Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali serta nama Allah dalam ukuran besar. Di se-
panjang tiang-tiang itu terdapat lampu-lampu penerangan yang diletakkan pada
lengkungan-lengkungan.
Disekeliling Masjid terdapat
tujuh menara yang menjulang tinggi. Ketujuh menara itu masing- masing mempunyai
nama Bab al-Umrah, Bab al-Hazurah, Bab as-Salam, Bab az-Ziyadah, Bab al-Ali,
Sulaimaniyah, dan Kait Bai. Menara-menara ini menjadi model masjid diseluh
dunia. Masjidil haram memiliki 19 pintu gerbang yang selalu terbuka yang
nama-namanya antara lain:
(1) Bab as-Salam (pintu salam), disunnahkan melewatinya bagi orang-orang yang pertama memasukinya dan akan malakukan tawaf;
(1) Bab as-Salam (pintu salam), disunnahkan melewatinya bagi orang-orang yang pertama memasukinya dan akan malakukan tawaf;
(2) Bab as-Safa (pintu safa),
pintu keluar menuju bukit safa untuk mela- kukan tawaf, dan
(3) Bab Bani Syaibah (pintu
Bani Syaibah), sekarang tak ada lagi karena perluasan untuk tempat tawaf.
Sejak tahun keelapan
kerasulannya, Nabi Muhammad SAW menjadikan Masjidil Haram sebagai masjid untuk
beribadah umat Islam. Oleh sebab itu, Masjidil Haram selalu ramai dikunjungi
oleh umat dari berbagai penjuru dunia untuk melakukan ibadah haji, Umrah,
Shalat, dan belajar ilmu-ilmu agama dari berbagai madzhab. Tentang keutamaannya
Nabi SAW menyatakan, "Janganlah memberatkan untuk mengadakan perjalanan kecuali
ketiga masjid: Masjidil Haram, Mesjidku (Mesjid Nabi SAW di Madinah), dan
Masjidil Aqsha. Salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali shalat
di masjid lain, kecuali di Masjidil Aqsha" (HR. ad-Darimi, an-Nasa'I, dan Ahmad).
Di tengah-tengah Masjidil Haram
terletak Ka'bah, bangunan terpenting berbentuk kubus yang disebut juga
Baitullah (rumah Allah), Baitul Atiq (rumah kemerdekaan), dan Baitul Haram
(rumah yang dimuliakan). Didalamnya terdapat maqam (tempat berdiri) Nabi Ibrahim AS ,
sumur Zamzam, dan Hajar Aswad (batu hitam).
good artikel
ReplyDeletejudi poker online yang aman dan terpercaya