KEPADA IBU MUSLIMAH
Segala puji bagi
Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, para keluarga
dan para sahabat beliau, serta kepada orang-orang yang mengikuti jalan dan
petunjuk beliau sampai hari pembalasan.
Selanjutnya, saya
tulis beberapa baris berikut ini untuk setiap ibu yang telah rela menjadikan
Allah sebagai Robbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad s.a.w. sebagai
Nabinya, Saya menulisnya dari hati seorang anak yang saat-saat ini sedang
merenungi firman Allah:
“Dan Robbmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebik-baiknya, jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah: “wahai Robbku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka mendidik
aku waktu kecil.” (Al-Isra’: 23-24).
“Dan Kami
perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kedua ibu bapakmu.”
(Luqman:14).
Saya menulis
baris-baris ini kepada orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik
dariku.
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu berkata: seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. dan bertanya : “wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Beliau menjawab : Ibumu. “tanyanya lagi : “kemudian siapa? Beliau menjawab : ‘Ibumu. ‘tanyanya lagi : ‘kemudian siapa? “Beliau menjawab : ‘Ibumu” kemudian tanyanya lagi : “kemudian siapa? Beliau mejawab : Bapakmu.” (Muttafaq alaih).
Wahai ibuku, bagaimanakah saya harus mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam hati ini? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang saya dapatkan, kecuali firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu berkata: seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. dan bertanya : “wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Beliau menjawab : Ibumu. “tanyanya lagi : “kemudian siapa? Beliau menjawab : ‘Ibumu. ‘tanyanya lagi : ‘kemudian siapa? “Beliau menjawab : ‘Ibumu” kemudian tanyanya lagi : “kemudian siapa? Beliau mejawab : Bapakmu.” (Muttafaq alaih).
Wahai ibuku, bagaimanakah saya harus mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam hati ini? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang saya dapatkan, kecuali firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
“Katakanlah:
‘wahai Robbku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil.” (Al-Isra’:24).
“Wahai ibuku,
jadilah – semoga Alah memberi petunjuk – seorang yang mu’minah, yang beriman
kepada Allah dan para RasulNya. Jadilah seorang yang rela menjadikan Allah
sebagai Robbya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wassalam sebagai Nabi dan Rasulnya.
Dari Al-Abbas bin Abdul Muttalib Radiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam. pernah bersabda:
Dari Al-Abbas bin Abdul Muttalib Radiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam. pernah bersabda:
“Telah merasakan
nikmatnya iman, orang yang rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagi
agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (riwayat Muslim).
Wahai ibuku,
hendaklah ibu mempersiapkan diri dengan bekal taqwa kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan berbekallah,
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.” (al-Baqarah:197).
Perhatikanlah
Allah setiap saat, baik ibu dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di
langit.” (Ali Imran:5).
Wahai ibuku,
sinarilah seluruh kehidupan ibu dengan sinar Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam karena di dalam keduanya terdapat kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Dan hindarilah wahai ibuku, dari perbuatan yang mengikuti
hawa nafsu, karena Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Maka apakah
orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Robbnya sama dengan orang
yang (telah dijadikan oleh syetan) memandang perbuatannya yang buruk itu
sebagai perbuatan baik dan mengikuti hawa nafsunya.” (Muhammad:14).
Hendaklah akhlak ibu adalah Alqur’an.
Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha berkata:
“Akhlak Nabi adalah alqur’an”.
Hendaklah akhlak ibu adalah Alqur’an.
Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha berkata:
“Akhlak Nabi adalah alqur’an”.
Wahai ibuku,
jadilah suri tauladan yang baik untuk anak-anak ibu, dan berhati-hatilah jangan
sampai mereka melihat ibu melakukan perbuatan yang menyimpang dari perintah
Allah Subhanahu wa ta’ala . dan RasulNya Shalallahu ‘alaihi wassalam karena
anak-anak biasanya banyak terpengaruh oleh ibunya.
Wahai ibuku,
jadilah ibu sebagai isteri shalehah yang paling nikmat bagi sang suami, agar
anak-anak ibu dapat terdidik dengan pertolongan Allah dalam suatu rumah yang
penuh kebahagiaan suami isteri.
Wahai ibuku, saya
wasiatkan – semoga Allah menjaga ibu dari segala kejahatan dan kejelekan- agar
ibu memperhatikan kuncup-kuncup mekar dari anak-anak ibu dengan pendidikan
Islam, karena mereka merupakan amanat dan tanggung jawab yang besar bagi ibu,
maka peliharalah mereka dan berilah hak pembinaan mereka.
Allah Subhanahu
wa ta’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang memelihara amanah dan janjinya.” (Al-Mu’minun:8).
“Dan orang-orang yang memelihara amanah dan janjinya.” (Al-Mu’minun:8).
Rasulullah saw
bersabda:
“Setiap kamu
adalah pemimpin, dan setiap kamu bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya.”
(muttafaq alaih).
Wahai ibuku,
hendaklah rumah ibu merupakan contoh yang ideal dan benar bagi rumah keluarga
muslim, tidak terlihat di dalamya suatu yang diharamkan dan tidak pula
terdengar suatu kemungkaran, sehingga anak-anak- dapat tumbuh dengan penuh
keimanan, mempunyai akhlak yang baik, dan jauh dari setiap tingkah laku yang
tidak baik.
Wahai ibuku, jadilah ibu –semoga Allah memberi taufiq kepada ibu untuk setiap kebaikan- sebagai isteri yang dapat bekerja sama dengan suami ibu dalam memahami problematika dan kesulitan yang dihadapi anak-anak, dan bersama-sama mencarikan upaya penyelesaiannya dengan cara yang benar. Hendaknya ibu bersama bapak mempunyai peranan yang besar dalam memilihkan teman-teman yang baik untuk mereka, dan menjauhkan mereka dari teman-teman yang tidak baik. Perhatikan penjagaan mereka, agar terjauhkan dari sarana yang merusak akhlak mereka, kerena kita sekarang berada pada zaman yang penuh dengan penganjur kerusakan, baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin. Perhatikan sungguh-sungguh perkawinan putera-puteri ibu bapak pada masa lebih awal dan bantulah mereka, karena perkawinan itu akan lebih menjaga mata dan keselamatan seksual mereka, dimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah menunjukkan hal ltu:
Wahai ibuku, jadilah ibu –semoga Allah memberi taufiq kepada ibu untuk setiap kebaikan- sebagai isteri yang dapat bekerja sama dengan suami ibu dalam memahami problematika dan kesulitan yang dihadapi anak-anak, dan bersama-sama mencarikan upaya penyelesaiannya dengan cara yang benar. Hendaknya ibu bersama bapak mempunyai peranan yang besar dalam memilihkan teman-teman yang baik untuk mereka, dan menjauhkan mereka dari teman-teman yang tidak baik. Perhatikan penjagaan mereka, agar terjauhkan dari sarana yang merusak akhlak mereka, kerena kita sekarang berada pada zaman yang penuh dengan penganjur kerusakan, baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin. Perhatikan sungguh-sungguh perkawinan putera-puteri ibu bapak pada masa lebih awal dan bantulah mereka, karena perkawinan itu akan lebih menjaga mata dan keselamatan seksual mereka, dimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah menunjukkan hal ltu:
“Wahai seluruh
kaum remaja, barangsiapa diantara kamu telah mempunyai kemampuan maka kawinlah,
karena hal itu lebih membantu menahan pandangan mata dan menjaga kelamin. Dan
barangsiapa belum mampu, hendaknya berpuasa, karena itu merupakan obat
baginya.” (muttafaq alaih).
Wahai ibuku,
peliharalah shalat lima
waktu pada waktunya masing-masing terutama shalat fajar, Allah Subhanahu wa
ta’ala berfirman: “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa’:103).
Usahakan untuk selalu khusyu’ dalam shalat. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Sesunguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (Al-Mu’minun: 1-2).
“Sesunguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” (Al-Mu’minun: 1-2).
Dan dengan itu, ibu menjadi suri tauladan yang baik bagi putera-puteri
ibu.
Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik bagi putera-puteri ibu dalam keteguhan memakai pakaian hijab syar’i yang sempurna, terutama tutup wajah. Hal itu sebagai ketaatan kita pada perintah Sang Pencipta langit dan bumi dalam firmanNya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada para isterimu, puteri-puterimu, para isteri orang-orang mu’min, agar mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak digangu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab:59).
Wahai ibuku, jadilah suri tauladan yang baik bagi putera-puteri ibu dalam keteguhan memakai pakaian hijab syar’i yang sempurna, terutama tutup wajah. Hal itu sebagai ketaatan kita pada perintah Sang Pencipta langit dan bumi dalam firmanNya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada para isterimu, puteri-puterimu, para isteri orang-orang mu’min, agar mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak digangu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab:59).
Wahai ibuku, handaknya rasa malu merupakan akhlak yang ibu miliki,
karena demi Allah malu itu termasuk bagian dari iman.
Dari Ibnu Umar Radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wassalam. pernah melewati seorang dari kaum Anshar yang sedang menasehati
saudaranya tentang rasa malu, kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
bersabda: “Biarkan dia, karena sesungguhnya malu itu termsuk bagian dari iman.”
(Muttafaq alaih).
Wahai ibuku, hendaknya do’a kepada Allah merupakan senjata bagi ibu
dalam mengarungi kehidupan ini, dan bergembiralah dengan akan datangnya
kebaikan, karena Robb telah menjanjikan kita dengan firmannya: “Dan tuhanmu
berfirman: ‘berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Ku perkenankan bagimu.”
(Al-Mu’min: 60).
Dari An-Nu’man bin Basyir Radiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu
‘alaihi wassalam bersabda: “Do’a adalah ibadah.” (riwayat Abu Daud, dan
Tirmizi, dan katanya: hadist hasan shahih).
Kepada Allah aku memohon agar menjaga ibu dengan penjagaanNya,
memelihara ibu dengan pemeliharaanNya, membahagiakan ibu di dunia dan akhirat,
dan mengumpulkan kita, ibu-ibu kita, bapak-bapak kita, dan seluruh kaum
muslimin dan muslimat di dalam surgaNya yang ni’mat. Sesungguhnya Robbku Maha
Dekat, Maha Mengabulkan dan Mendengarkan do’a.
(Dinukil dari : نصائح و توجيهات إلى الأسرة المسلمة
Edisi Indonesia "Beberapa Nasehat Untuk
Keluarga Muslim". Karya Yusuf Bin Abdullah At-Turki)
Edisi Indonesia "Beberapa Nasehat Untuk
Keluarga Muslim". Karya Yusuf Bin Abdullah At-Turki)
0 comments:
Post a Comment